Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-52, Pemerintah Gelar Pameran Alat Kesehatan
MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Menyambut Hari Kesehatan Nasional ke-52, Kementerian Kesehatan RI menggelar Pameran Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan Pameran Produksi Alat Kesehatan (Alkes) Dalam Negeri. Pameran ini digelar untuk menunjukan alat-alat kesehatan produksi dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Menyambut Hari Kesehatan Nasional ke-52, Kementerian Kesehatan RI menggelar Pameran Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan bersamaan dengan Pameran Produksi Alat Kesehatan (Alkes) Dalam Negeri. Pameran ini digelar untuk menunjukan alat-alat kesehatan produksi dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
Pameran ini dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Damin Nasution, dan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf.
Menkes Nila menyebut pameran ini ditujukan untuk memperkenalkan produk dalam negeri.
"Ini sebagai upaya untuk memperkenalkan bahwa Indonesia mampu memproduksi Alkes di dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan penggunaan produk dalam negeri", kata Nila, di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Jumat (18/11).
Pameran ini diselenggarakan selama tiga hari sejak 18 hingga 20 November 2016 di Hall 03 JIExpo Kemayoran. Pameran ini diikuti oleh masing-masing unit eselon I Kemenkes dan UPT, Pemprov/Dinas Kesehatan Provinsi, Badan POM, BKKBN. KemenristelePPT, LIPI, Puskes TNI, Pusdokkes POLRI, Ditkes TNI AD, Ditkes TNI AU, RS Vertikal Kemenkes.
Rumah Sakit Daerah. RS TNI, POLRI, ARVI dan PERSI, BUMN Kesehatan, industri farmasi, industri Alat Kesehatan, laboratorium Kesehatan, Industri Makanan/Minuman, Industri Obat Tradisional, perusahaan jamu, Kosmetika. dan Lembaga Donor Kesehatan.
Pameran ini menjadi sarana untuk memperkenalkan alat kesehatan yang telah mampu diproduksi dan berdaya saing sehingga dapat dimanfaatkan baik di dalam maupun di luar negeri. Disamping itu, pameran ini juga bermanfaat sebagai ajang penyediaan informasi mengenai alat kesehatan yang dibutuhkan di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum diproduksi dalam negeri sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.
"Inilah makanya kami minta mudah-mudahan Menko Perekonomian akan mendorong agar ketergantungan bahan impor itu bisa menjadi produk dalam negeri," kata Nila.
Dalam kesempatan yang sama, Darmin mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar terkait investasi alat kesehatan. Menurutnya, pemerintah sedang berupaya mengurangi ketergantungan dari bahan impor farmasi atau alat kesehatan agar APBN negara tidak selalu membiayai impor kesehatan.
"Hanya dengan demikian kita bisa mengurangi bukan hanya sekedar ketergantungan, sayang sekali kalau kita setiap waktu membelanjai, membiayai industri di negara-negara lain dengan dana kita sendiri. Saya kira itu bukan bangsa yang bersyukur namanya kalau belum bisa keluar dari situasi seperti itu. Oleh karena itu saya betul-betul sangat merasa dihargai dan sangat berbahagia melihat pameran seperti ini," ujar Darmin.
Hal lainnya, pengembangan industri sediaan farmasi dan Alkes juga harus berbasis penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, dalam pameran ini juga ditampilkan produk inovasi hasiI karya anak bangsa untuk memberikan semangat kepada peneliti agar mempercepat hiIirasasi hasil penelitiannya.
Pada kesempatan ini, Menkes RI memberikan penghargaan Karya Anak Bangsa bidang Farmasi dan AIkes kepada 9 (sembilan) pelaku industri dikarenakan memiiiki produk unggulan dan terobosan, yaitu: 1). PT. Dexa Laboratories Biomoleculars Science; 2) PT. Kimia Farma; 3) PT. Duta Muiti lntioptic Pratama; 4) PT. lndec Diagnostics; 5) PT. Kaigen DNA; 6) PT. Marthys Orthopaedic Indonesia; 6) PT. Sarandi Karyanugraha; 8) PT. Swayasa Prakarsa; den 9) PT. Triton Manufactures. (Jam)